Penulisan Kreatif: 3 Langkah Menjadi Seorang Penulis Buku

penulisan kreatif

Apa boleh buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik dalam hidupnya, ditumpahkan dengan jujur dan total, seperti setiap orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiri—satu-satunya hal yang membuat kita ada.”

(Seno Gumira AjidarmaKetika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara)

Untuk menjadi penulis, apalagi yang profesional, dalam arti menjadikan penulis sebagai profesi, berikhtiar mencari nafkah dari sana, memang tak sulit, walau sebenarnya juga tidak gampang. Tapi, siapapun yang ingin berkiprah di sana, semua tahu, harus ikuti langkah sederhana ini. Diantaranya:

Pertama, temukan ide (gagasan). Inti menulis adalah menyampaikan gagasan.  Bayangkan seseorang yang menulis tapi sebenarnya tak ada ide, tak ada gagasan yang diusung. Hasilnya apa? Tulisan menjadi berputar-putar, tidak jelas ke mana arahnya, bahkan bisa jadi ruwet karena memang tak ada gagasan inti yang ingin disampaikan. Itu sebabnya, hal pertama bagi seorang penulis  adalah ide kuat di dalamnya. Masalahnya, dari mana kita bisa mendapatkan ide? Banyak jalannya, misalnya dari membaca buku, menonton televisi, berbincang dengan seorang tokoh yang memiliki pengetahuan (kepakaran tertentu). Bahkan, ketika kita jalan-jalan, melakukan perjalanan (traveling) untuk liburan, ide dan gagasan sering muncul dari situ. Jadi, kita perlu terus melakukan eksplorasi agar bisa menemukan ide (gagasan) unik dalam kehidupan kita yang kelak menjadi inspirasi sekaligus intisari tulisan kita.

Kedua, mulailah menulis. Langkah selanjutnya tak lain tak bukan ya menulis. Seperti pernah diungkapkan oleh almarhum profesor  Kuntowijoyo, mantan Guru Besar Sejarah UGM. Ini salah satu penulis (novelis) idola saya.  Katanya, untuk menjadi penulis itu syaratnya tiga. Menulis, menulis dan menulis. Ya, hanya itu, duduk dan lakukan. Begitulah, tak akan pernah seseorang menjadi penulis hanya karena dia punya banyak ide (gagasan) saja. Berhasil menjadi penulis, berhasil menulis ketika seseorang benar-benar telah bisa menghasilkan karya yang selesai. Entah itu artikel, kolom, cerpen atau novel bahkan buku. Jadi, tak ada saran yang paling manjur agar seseorang kelak layak menjadi penulis selain segera menulislah.

Ketiga, publikasikan. Langkah terakhir yaitu memublikasikannya. Ya, memublikasikan boleh dibilang bagaimana kita bisa menjual tulisan kita. Bisa kita publikasikan di majalah atau Koran, ketika dimuat kita mendapatkan honor darinya. Bisa dalam bentuk buku-buku cetak, atau dalam bentuk konten digital beragam platform yang kita kenal di era kita sekarang. Di situlah kelak kita akan mendapatkan penghasilan juga.

Dari ketiga jalan itu, saya menyarankan agar ketika menulis, khususnya buku, dicicil saja. Dulu, ketika menulis buku, saya siapkan drafnya terlebih dahulu, daftar isinya terlebih dahulu baru menulis. Tapi sekarang, saya lebih suka mencicil tulisan. Misalnya, ketika ingin menulis buku tentang “Menjadi Muslim Pancasilais”, saya mencicil kolom demi kolom, artikel demi artikel yang terkait dengan tema besar itu. Saya biarkan pikiran saya mengembara. Kelak, jika sudah terkumpul 30 tulisan (kolom), cukup sudah itu untuk dibukukan. Begitulah salah satu kisah kecil saya ketika menulis, khususnya buku. Memang bukan buku utuh. Orang bilang buku kumpulan tulisan. Apapun itu toh tetap buku namanya. Begitulah. []

Salam
Yons Achmad
Penulis Kreatif
CEO Komunikasyik.com
WA: 082123147969