Ingat Gaes, 70% Kegiatan Seorang PR (Humas) Itu Menulis

press release public relations writing

“Sekitar 70% kegiatan humas merupakan aktivitas tulis-menulis, selebihnya aktivitas lainnya.” Itu bukan kata saya. Tapi, kata Prof. Rhenald  Kasali dalam buku Manajemen Kehumasan. Dikutip kembali oleh Agung Laksamana dalam buku “Public Relations In The Age of Disruption”.  Entah, dasarnya dari mana. Tapi, terlepas dari itu, kita ambil spiritnya saja. Untuk mengingatkan betapa pentingnya keterampilan tulis menulis bagi seorang praktisi PR (Humas). Tak peduli Anda humas pemerintah, humas perusahaan swasta, humas lembaga sipil (Yayasan, NGO, LSM dll).

Jadi bagi Anda yang menyangka kalau pekerjaan seorang PR (Humas) itu lebih banyak bicara,  tentu saja kurang tepat. Pertanyaannya sekarang, memangnya  menulis apa? Jelas, beragam produk untuk meningkatkan citra baik perusahaan (korporasi) maupun organisasi. Bagi mereka yang punya skill (Keterampilan) menulis, tentu saja, bekerja sebagai seorang PR (Humas) menjadi sebuah tantangan tersendiri, bukan sebuah beban.

Bayangkan kalau skill (keterampilan) menulis itu tak dimiliki. Bayangkan misalnya Anda seorang PR (Humas). Ada informasi penting dari lembaga atau perusahaan Anda. Bagaimana cara mengomunikasikannya dengan publik? Lewat konferensi pers mungkin bisa, sebagai PR (Humas) Anda tinggal duduk dan bicara kepada publik dihadapan para wartawan. Tapi tanpa teks, tanpa pegangan, bisa-bisa bicara Anda menjadi belepotan. Ketika kemudian misalnya wartawan juga salah tangkap, alih-alih citra lembaga atau perusahaan membaik, justru bisa hancur berantakan. Dalam level yang umum, kemudian press release menjadi pegangan dalam berkomunikasi dengan media. Artinya, Anda perlu menuliskan itu.

Bayangkan lagi. Misalnya Anda bekerja, dalam posisi menjadi partner seorang CEO atau pejabat (petinggi) pemerintah yang super sibuk. Sering diminta berbicara, memberi sambutan. Siapa yang kemudian menyiapkan teks pidato atau sambutan? Biasanya seorang PR (Humas). Bagaimana kalau mereka tidak bisa menulis?

Jelas, kehadiran Anda sebagai PR (Humas) terasa begitu menyedikan.  Nah, lebih-lebih sekarang, era media sosial. Mungkin, dalam dunia PR ada profesi yang lebih spesifik diantaranya sebagai “Admin Medsos”.  Ada yang khusus berprofesi seperti ini. Tapi, kadang, seorang PR (Humas) juga mengerjakan pekerjaan demikian. Bagaimana kalau tidak cakap menulis? Jelas, ruang media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan citra perusahaan, kehadirannya menjadi tidak berguna.

Singkat kata, menulis menjadi sebuah skill (Keterampilan) yang begitu dibutuhkan oleh seorang PR  (Humas). Dalam pekerjaannya, seorang PR (Humas) akan dihadapkan pada dunia tulis menulis seperti penulisan press release,  informasi produk barang maupun jasa, penulisan buletin atau majalah internal, teks company profile, naskah pidato, slide presentasi, kata sambutan dalam annual report (Laporan akhir tahun perusahaan) atau advertorial (Naskah iklan perusahaan). Belum lagi kisah-kisah sukses perusahaan.

Ini baru dasar-dasarnya saja. Belum lagi kaidah-kaidah lanjutan seperti kemampuan dalam penulisan kreatif untuk bisa menghadirkan informasi (konten) yang menarik dan relevan bagi publik.

Ini semua, bisa kita kelompokkan dalam sebuah dunia yang sebut saja dunia “Public Relations Writing”.  Sebuah teori dan praktik  kepenulisan seorang PR (Humas) untuk membangun citra perusahaan (Korporat). Sebuah skill (Keterampilan) yang wajib dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai seorang PR (Humas). Baik, humas perusahaan swasta, instansi pemerintah, lembaga pendidikan maupun organisasi masyarakat sipil (NGO, Yayasan, LSM dll).

Yons Achmad
Pendiri Akademi Komunikasyik
Trainer “Public Relations Writing”
Www.Komunikasyik.com
WA:082123147969